Dari Jalanan ke Jaringan – Transformasi Digital Sang Pejuang
Ujang adalah nama yang cukup dikenal di Pasar Raya Padang. Dulu, ia penarik becak motor. Wajahnya bersahabat, jasanya murah, dan ia hafal setiap gang kecil di kota. Tapi zaman berubah. Becaknya makin ditinggalkan, dan pelanggannya beralih ke aplikasi.
Ia pun membeli motor bekas dan mencoba mendaftar ke layanan ojek online. Namun satu kendala besar mengadang: ia gaptek. Tidak tahu cara buka aplikasi, apalagi strategi agar order banyak.
Ujang hampir menyerah, hingga suatu hari temannya mengajaknya ke acara pelatihan PRADA Indonesia yang diadakan Dun Sanak di Balai Kota.
“Gratis, bro. Dapet makan siang juga,” bujuk temannya.
Saat sampai, Ujang melihat ratusan pengemudi berkumpul. Ada pelatihan tentang penggunaan aplikasi, strategi promosi lewat media sosial, hingga pengelolaan keuangan digital.
“Awalnya malu, soalnya saya satu-satunya yang pakai HP jadul,” ujarnya. Tapi fasilitator tak pernah membuatnya merasa rendah. Mereka mendekat, menjelaskan perlahan, dan membantu Ujang membuat akun media sosial sendiri. Di situ, ia mulai memposting promosi sederhana: antar barang, antar makanan, bahkan promo diskon akhir bulan.
Tak hanya itu, ia juga belajar mengatur pengeluaran lewat dompet digital dan diajari mengakses koperasi mitra untuk menabung hasil narik harian. Perlahan tapi pasti, Ujang mulai punya pelanggan tetap. “Dari 2 order per hari, sekarang bisa 7-8. Lumayan banget,” katanya sambil tersenyum bangga.
Prada Indonesia tidak hanya memberinya pengetahuan. Tapi juga harga diri. Ia bukan lagi pengemudi yang tertinggal zaman, tapi pejuang yang mampu beradaptasi.
Kini, setiap kali ia narik penumpang, Ujang tak lagi hanya menjual jasa antar. Ia juga memperkenalkan akun medsosnya, menawarkan promo, bahkan mengajak pelanggan setia ikut dalam program loyalti sederhana yang ia rancang sendiri.
Dari jalanan ke jaringan, dari roda ke koneksi, perjalanan Ujang adalah bukti bahwa jika diberi ruang dan bimbingan, setiap pejuang roda dua mampu tumbuh.
Posting Komentar