Langkah Pertama Prada Indonesia: Menyalakan Semangat Pejuang Jalanan
Di suatu pagi yang sedikit mendung di Jakarta, Rudi—seorang pengemudi ojek daring, menatap layar ponselnya yang tak kunjung menampilkan notifikasi order. Sudah tiga jam ia duduk di pangkalan kecilnya di pinggir jalan Fatmawati, berharap ada penumpang yang membutuhkan jasanya. Pandemi memang sudah berlalu, tetapi bagi banyak pejuang roda dua seperti Rudi, dampaknya masih terasa nyata. Orderan yang fluktuatif, biaya operasional yang tinggi, dan ketidakpastian cuaca membuat setiap harinya seperti perjudian.
Rudi tidak sendiri. Di balik setiap helm dan jaket hijau, biru, dan oranye yang lalu-lalang di jalanan kota, tersimpan cerita perjuangan yang nyaris tak terdengar. Tentang ayah yang harus membiayai sekolah anaknya, ibu yang memilih jadi pengemudi daring untuk membantu keuangan keluarga, atau pemuda yang mencoba bangkit dari PHK dengan mengandalkan roda duanya.
Namun, sebuah kabar baik datang awal bulan itu. Di grup WhatsApp para pengemudi, beredar flyer berjudul: “PRADA INDONESIA – Pejuang Roda Dua, Bersatu untuk Masa Depan yang Lebih Pasti.” Di bawahnya, tertera logo perusahaan yang belum familiar bagi sebagian besar pengemudi: Dun Sanak.
Banyak yang bertanya, “Ini siapa? Beneran ada bantuannya?”
Keesokan harinya, Rudi dan puluhan pengemudi lainnya berkumpul di sebuah lapangan terbuka yang biasa digunakan untuk car free day. Di sana, berdiri panggung kecil dengan spanduk besar bertuliskan Launching CSR Dun Sanak – PRADA Indonesia. Ternyata, Dun Sanak adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi lokal yang ingin berkontribusi nyata kepada masyarakat akar rumput. CSR mereka kali ini fokus pada ojek online dan offline, mereka yang selama ini menjadi tulang punggung mobilitas kota.
Dalam sambutannya, perwakilan Dun Sanak berkata:
“Kami melihat bahwa roda dua bukan sekadar alat transportasi, tapi juga simbol perjuangan. PRADA Indonesia bukan hanya program bantuan, tapi gerakan kolaboratif. Kita akan mulai dengan pelatihan keselamatan berkendara, servis motor gratis, dan pelatihan keuangan digital untuk para pengemudi. Kami ingin Rudi dan ribuan pejuang lainnya, bisa merasa punya harapan baru.”
Hari itu, Rudi pulang dengan senyum. Selain mendapatkan servis motor gratis dan helm baru bersertifikasi SNI, ia juga diberi jadwal untuk mengikuti pelatihan manajemen keuangan minggu depan. Bukan cuma itu, anaknya yang duduk di kelas 5 SD juga mendapatkan voucher kuota internet gratis untuk belajar daring.
Bagi banyak orang, itu mungkin terlihat kecil. Tapi bagi Rudi, ini adalah awal yang besar. Sebuah pengakuan. Sebuah harapan.
Dan di balik semua itu, satu hal pasti—langkah kecil dari Dun Sanak melalui PRADA Indonesia telah menyalakan kembali semangat para pejuang jalanan. Karena mereka tak sendiri di jalanan. Kini ada yang peduli.
Posting Komentar